Ulasan Buku Sumur: Sehari Menjadi Siti, Toyib dan Sumur

 


Kalau aku memilih menjadi tokoh di Sumur, aku ingin memilih sehari sebagai Sumur, Toyib dan Siti.

Kumulai dari Siti. Menjadi perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga sejak kematian ayahnya bukanlah hal yang mengenakkan. Terlebih ayahnya mati karena dibunuh.

Aku ingin menjadi Siti tapi dengan pikiran Stoik. Mungkin terdengar tak masuk akal, Siti yang tinggal di daerah kering kerontang tak sempat mengenyam pendidikan. Namun ya sudahlah, namanya juga sedang berandai-andai.

Dikotomi kendali yang ditulis pemikir stoik menjadi titik balik dramatis agar manusia tidak terpengaruh dengan hal-hal di luar dirinya.

Siti bisa memilih karena itu di bawah kendalinya. Siti tidak perlu ditelan kesedihan tak berujung dan dengan sengaja membuka tirai kelam hidupnya yang tak berkesudahan. Dengan memperbaiki nalar, manusia mampu mengendalikan perilaku dan reaksi dalam menghadapi hal di luar kendalinya.

Lalu menjadi Toyib. Seumur hidup menahan rindu kepada Siti yang sulit dijangkaunya. Bagaimana seseorang bisa menjadi seteguh itu mencintai seseorang? Buat aku yang pikirannya bisa berubah sepersekian detik, mencintai banyak hal lebih mengasyikkan dan lebih pasti karena tidak perlu kecewa. Hahahahha.


Setelahnya berandai menjadi sumur, saksi bisu dari segala peristiwa kelam, rindu dan tragis di desa. Bila perangkat desa mewawancarai sumur, mungkin dia adalah saksi kunci yang harus dijaga keamanannya. Bagaimana tidak? Sumur mendengar kata rindu Toyib untuk Siti, mendengar keluh kesah kasih tak sampai orang yang datang, menjadi pusat kehidupan dan harapan di desa yang hampir mati karena kemiskinan dan kekeringan juga menjadi tempat yang dijadikan pertemuan kenangan masa lalu.

Saat pertama sekali membaca caption instagram Eka Kurniawan di @gnolbo tentang buku ini, aku sudah tertarik. Lucu rasanya membayangkan cerita panjang yang hanya 5000 kata dibukukan. Tipis bener, pikirku. Namun, aku yakin cerita ini akan istimewa karena hanya dibuat 5000 kopi. Sepertinya begitu, kan? Entahlah.

Kalau sudah terbiasa dengan kisah yang ditulis Eka Kurniawan, kamu pasti familiar dengan goretan duka dan kematian sadis menyayat hati yang ditawarkannya. Begitu pun dengan kisah manusia dengan segala keputusan dan lika-likunya.

Singkatnya cerita panjang ini menarik dan layak dibaca dalam waktu singkat, sekali duduk kamu bisa menghabiskannya. Aku merekomendasikannya. 🖤

Judul Buku: Sumur
Penulis: Eka Kurniawan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Bahasa: Indonesia
Halaman:  50 Halaman
Tahun terbit: 2021
ISBN: 9786020653242
Genre: Fiksi, Cerita Panjang

Medan, Oktober 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kerja dari Rumah? Sekarang Saatnya!

Asus Vivobook Go 14 , Laptop Ekonomis Terbaik untuk Mahasiswa Produktif

Menantu atau Mertua yang Menyebalkan?